HUKUM
COULOMB
Listrik statis adalah muatan listrik yang tidak
mengalir. Pembahasan tentang listrik statis meliputi terjadinya muatan listrik,
terjadinya gaya Coulomb antara dua muatan listrik atausering disebut sebagai
interaksi elektrostatis, medan dan kuat medan listrik, energi potensial listrik
dan kapasitor.
Muatan Listrik
Charles
Agustin sarjana Fisika Perancis pertama sarjana
Fisika
Perancis pertama.Coulomb (1736-1806) adalah yang
menjelaskan tentang kelistrikan secara ilmiah.
Percobaan
dilakukan
dengan menggantungkan dua buah bola
ringan
dengan seutas benang sutra .
Pengertian
muatan listrik menunjukkan bahwa muatan tidak
menyebar
pada daerah tertentu melainkan berkumpul dalam satu titik.
Pada
tahun 1785 Charles Coulomb mengadakan penelitian pertama
dengan
alat yang bernama neraca puntir coulomb.
Selanjutnya sebatang karet digosok
dengan bulu, kemudian didekatkan pada dua bola kecil ringan yang digantungkan
pada tali. Hasilnya adalah kedua bola tersebut tolak menolak (Gambar 13 1.2.b).
Beberapa saat kemudian bola dalam keadaan seperti semula. Kedua bola tersebut
juga akan tolak menolak apabila sebatang gelas digosok dengan kain sutra dan
kemudian didekatkan pada dua bola (Gambar dengan kain sutra dan kemudian
didekatkan pada dua bola (Gambar
13.2.b).
Apabila sebatang karet yang telah
digosok bulu didekatkan pada salah satu bola yang dan bola yang lain didekati
oleh gelas yang telah digosok dengan kain sutra, maka bola-bola tersebut saling
tarikmenarik
(Gambar
13.1.c).
Gambar
13.2 a. Kedua bola tidak b. Kedua
bola bermuatan c.Kedua bola
bermuatan sejenis
Gejala-gejala di atas dapat diterangkan
dengan mudah dengan konsep muatan listrik. Dari gejala-gejala di atas tersebut
jelas bahwa konsep muatan listrik. Dari gejala-gejala di atas tersebut jelas
bahwa ada dua macam muatan listrik. Benyamin Franklin menamakan muatan yang
ditolak oleh gelas yang digosok dengan kain sutra disebut muatan posistif,
sedangkan muatan yang ditolak oleh karet yang digosok dengan bulu disebut
muatan negatif.
Contoh
kain interaksi listrik adalah
·
Pakaian yang saling
menempel pada sat diambil dari pengering,
·
debu yang menempel paad layar TV atau
komputer,
·
kejutan kecil pada sat memegang
gagang pintu dari logam
Hukum
Coulomb
Pernyataaan kuantitatif tentang gaya interaksi listrik antara dua
benda bermuatan listrik pertama kali dinyatakan oleh Charles A. de Coulomb
(1736-1806), yaitu:
Interaksi elektrostatik antara dua partikel bermuatan sebanding
dengan muatan keduanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
keduanya, dan arahnya segaris dengan garis hubungan kedua muatan.
Dari
percobaan yang telah dilakukan, Coulomb menyimpulkan bahwa terdapat dua jenis
muatan yaitu muatan positif dan negatif. Selain itu juga diperoleh kuantitatif
gaya-gaya pada partikel bermuatan oleh partikel bermuatan yang lain. Hukum
Coulomb menyatakan bahwa gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua
partikel bermuatan berbanding langsung dengan perkalian besar muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan tersebut.
Hukum
Coulomb pada dua partikel bermuatan dinyatakan dalam persamaan sebagai
= K
persamaan
1
Keterangan
:
F12
= Gaya pada muatan 1 oleh muatan 2
F21
= Gaya pada muatan 2 oleh muatan 1
r
= jarak antara dua muatan 1 dan muatan 2
k
= tetapan Coulomb yang besarnya tergantu
pada sistem satuan yang
digunakan.
Bila
medium muatan bukan ruang vakum atau udara maka gaya Coulomb antara muatan q1
dan q2
berkurang
(Fbahan < Fudara
). Jika medium (bahan) memiliki permitivitas relatif
ε
r
, maka tetapan ε
0
pada
rumus
hukum Cuolomb harus diganti dengan permitivitas bahan
Pada sistem CGS, gaya dalam dyne, jarak
dalam cm., muatan dalam stat- Coulomb :
K=
1
Pada sistem MKS , gaya dalam Newton,
jarak dalam meter, muatan dalam Coulomb
K= 9.
Selanjutnya, persamaan-persamaan listrik
akan lebih sederhana jika digunakan sistem MKS.. Untuk menghindari adanya
faktor 4π,
didefinisikan besaran lain yang ternyata kemudian bila telah dibicarakan
tentang dielektrikum, besaran ini merupakan permitivitas hampa.
Gaya
interaksi (gaya Coulomb) antar dua muatan dalam ruang hampa atau udara dapat
dinyatakan sebagai
F=
Permitivitas
medium lain umumnya lebih besar dari εo dan
dituliskan sebagai ε.
Perbandingan antara pemitivitas suatu medium dan dituliskan sebagai ε. Perbandingan
antara pemitivitas suatu medium dan permitivitas hampa disebut tetapan
dielektrik (K).
K=
atau
Jadi
apabila dua buah muatan berinteraksi di suatu medium (bukan udara atau ruang
hampa), interaksi kedua muatan tersebut dapat dinyatakan sebagai :
F=
persamaan
3
F=
Persamaan
4
F=
persamaan
5
·
ř12 merupakan vektor satuan
yang mengarah dari q1 ke q2 yang besarnya
r12/r12.
Hukum Gauss diperkenalkan oleh Karl Friedrich
Gauss(1777–1866)
seorang ahli matematika dan
astronomi dari Jerman. dan astronomi seorang ahli
matematika dan astronomi dari Jerman. dan astronomi
dari dari Jerman. Hukum Gauss menjelaskan hubungan
antara jumlah garis gaya yang dilingkupi. Hukum Gauss
dapat digunakan untuk menghitung kuat medan
listrik dari
beberapa keping sejajar ataupun bola bermuatan.
Gambar 13.8 Karl Friedrich Gauss
Selanjutnya
didefinisikan flux listrik (φ) yaitu
jumlah garis gaya dari medan listrik E yang
menembus tegak lurus suatu bidang (A).
Secara matematika hubungan tersebut dinyatakan sebagai
Φ = E x A (13.8)
Apabila
medan listrik tidak tegaklurus menembus bidang, berarti medan listrik membentuk sudut θterhadap
bidang seperti diperlihatkan pada Gambar
,
Gambar 13.9 Sudut antara medan listrik dan
bidang
Maka
fluks listrik dinyatakan sebagai
Φ = E Acosθ (13.9)
Berdasarkan
konsep flux listrik tersebut, Gauss mengemukakan hukumnya sebagai berikut :
Jumlah garis medan yang menembus suatu permukaan
tertutup sebanding dengan jumlah
muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan itu.
Secara
matematis dinyatakan sebagai :
dengan
Φ =
flux listrik (jumlah garis gaya listrik )
E = kuat
medan listrik pada permukaan tertutup
A = luas
permukaan tertutup
θ =
sudut antara E dan
garis normal bidang
q = muatan
yang dilingkupi permukaan tertutup
Jika
E tegak
lurus dengan bidang A,
maka persamaan (11.10) dapat dinyatakan sebagai
E
A=
E =
=
E =
E =
dengan
σ
= muatan persatuan luas
14.4
Hukum Kirchhoff
Dalam melakukan
analisis rangkaian terdapat dua hukum dasar yaitu
hukum kesatu Kirchhoff dan hukum
kedua Kirchhoff.
i)
Hukum Kirchoff 1 adalah Hukum Kirchoff Tentang Arus
(KCL).
Jumlah aljabar keseluruhan arus yang
menuju titik percabangana adalah nol. Titik percabangan adalah titik pertemuan
tiga atau lebih arus ke- atau dari unsur rangkaian atau sumber tegangan.
Dalam hukum ini, dipakai suatu perjanjian
bahwa arus yang menuju titik percabangan ditulis dengan tanda positif dan aarus
yang tudak menuju (meninggalkan titik percabangan ditulis dengan tanda negatif.
I1 +
I2 + I4 = I3, atau
I1 + I2 – I3 + I4 = 0
Gambar 9
diatas menjelaskan tentang pengertian dari KCL, dimana nilai arus listrik yang
melalui masing-masing tahanan dapat ditentukan. Pengertian yang didapat jumlah
keseluruhan nilai arus yang mengalir pada suatu titik percabangan adalah nol.
Biasa juga dikenal
sebagai hukum titik cabang, yang artinya jumlah
arus yang masuk suatu titik
cabang sama dengan jumlah arus yang
keluar titik cabang tersebut. Pengertian
ini sama dengan kalau
dikatakan bahwa jumlah muatan
adalah tetap, tidak ada penambahan
ataupun pengurangan muatan selama
muatan melewati titik cabang,
seperti pada Gambar
14.10.
Gambar
14.10 Pada setiap titik cabang berlaku jumlah arus masuk
sama
dengan jumlah arus keluar.
sehingga di titik
cabang A berlaku
2. Hukum Kedua Kirchhoff
Secara matematis,
hukum kedua Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah
beda potensial di antara kedua
ujung setiap elemen dalam rangkaian
tertutup adalah nol.
Penerapan
hukum kekekalan energi pada rangkaian arus listrik
diberikan oleh hukum
kedua Kirrhoff. Tinjaulah rangkaian listrik
seperti pada Gambar 14.11 yang
terdiri atas: Tiga batere
,
dan
disusun seri dengan dua resistor R1
dan R2, kemudian dihubungkan
dengan batere luar VAB. Perhatikan arah
kutub batere seperti arah anak
panah.
Gambar
14.11 Tiga batere 1,
2
dan 3
disusun seri dengan dua resistor R1
dan
R2,
kemudian dihubungkan dengan batere luar VAB.
Perhatikan arah
batere
seperti arah anak panah.
Dari rumusan daya pada resistor R
yang dilalui arus I adalah I2R
dan daya pada batere adalah I. maka
daya listrik pada keseluruhan
rangkaian tersebut adalah
memenuhi hukum kekekalan energi (daya).
Bahwa daya yang diberikan batere
luar VAH sama dengan daya yang
dipergunakan pada setiap elemen
di dalam rangkaian A-B-C-F-G-H
Perjanjian yang berlaku untuk
arus dan tegangan adalah sebagai berikut
·
VAH
=
bertanda positif, karena arah ggl pada VAH
adalah
searah
dengan arah penelusuran, maka VAH
=IR –
=0 – (–VAH)
·
= bertanda positif, karena arah batere
adalah
searah dengan
arah penelusuran demikian juga
.
·
=
bertanda negatif, karena arah batere
adalah berlawanan
arah dengan arah penelusuran.
Jadi secara umum, hukum kedua
Kirchhoff dapat ditulis :
Hukum ohm
Arus listrik didefinisikan sebagai
banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu luas penampang tiap satuan waktu.
Kuat medan listrik yang dikenakan pada
kawat konduktor, umumnya disebabkan oleh adanya beda potensial antara kedua
ujung konduktor. Misalkan ada dua jenis bahan (tembaga dan besi) yang mempunyai
luas penampang dan panjang yang sama serta diberi beda potensial yang sama pada
kedua ujung bahan tadi, maka kemungkinan kedua bahan tersebut mengalirkan arus
listrik yang berbeda besarnya. Hal ini disebabkan oleh karena kedua bahan
tersebut mempunyai sifat penghantaran listrik yang tida sama. Untuk membedakan
sifat penghantar arus listrik dari bahan-bahan, didefinisikan pengertian konduktivitas listrik σ sebagai perbandingan antara rapat arus J dengan kuat medan listrik E yang menimbulkan arus, yaitu:
Karena E= -
dan j=
, maka
I=JA = A
( 1 )
I dx = - A
( 2 )
Bila kawat mempunyai panjang L dengan
beda potensial antara kedua ujung kawat adalah Vab dan
konstan, maka dengan mengintegrasi Pers.(6) didapatkan:
dengan besarnya L, A, dan σ konstan maka bila Vab diperbesar akan mengalirkan arus I yang
besar dan sebaliknya, sehingga (L / Aσ) yang merupakan karakteristik kawat yang disebut hambatan listrik/resistansi dari kawat tersebut, dan diberi notasi
R,
R =
( 3 )
Dan
Persamaan (4) inilah yang disebut
dengan Hukum
Ohm.
Bila arus i dalam ampere, beda potensial V dalam volt, maka hambatan listrik
tersebut dinyatakan dalam ohm (Ω). Satuan konduktivitas σ adalah 1/ Ωm atau mho/m. Kebalikan dari
konduktivitas didefinisikan sebagai resistivitas ρ, sehingga ρ =1/ σ dengan satuan Ω.m (ohm.m).
Hukum Biot Savart
Medan magnet di sekitar arus listrik
lebih dikenal dengan sebutan induksi magnet. Pertama kali besar
induksi magnet diselidiki oleh Biot dan
Savart sehingga persamaan matematis yang menyatakan
induksi magnet disebut dengan hukum
Biot Savart. Dari pengamatan kedua orang tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa besarnya induksi
magnet pada suatu titik yang ditimbulkan oleh penghantar
berarus listrik adalah :
sebanding dengan arus listrik
sebanding dengan panjang elemen kawat
penghantar
berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara titik tersebut terhadap elemen kawat
penghantar.
sebanding dengan sinus sudut antara
arah arus dengan garis penghubung elemen kawat ke
titik yang bersangkutan.
Dengan demikian Persamaan Biot Savart
dapat dinyatakan dalam hubungan :
dB =
dengan,
dB = induksi magnet pada suatu titik
yang berjarak r dari elemen penghantar berarus.
i = kuat arus yang mengalir dalam
penghantar
d_ = panjang elemen kawat penghantar.
θ = sudut yang dibentuk oleh arah arus
pada elemen dengan garis penghubung elemen ke titik
yang bersangkutan.
r = jarak titik ke elemen kawat
penghantar
k = konstanta.
Besar konstanta k bergantung pada
sistem satuan yang digunakan, untuk satuan MKS besar
konstanta k adalah 10 -7 weber/amp.m. Konstanta k dalam medan
magnet analogi dengan konstanta k pada listrik statis. Untuk listrik statis,
konstanta k mempunyai hubungan dengan permitivitas udara/hampa ( εo ) yang dinyatakan dengan
K =
Sedang untuk medan magnet konstanta k
dihubungkan dengan permeabilitas udara/hampa (
)
yang dituliskan dengan
K=
Atau
= 4
weber/amp.m
Medan magnet pada kawat lurus
Suatu kawat penghantar lurus yang
sangat panjang (_ mendekati tak berhingga) ditempatkan pada
posisi tegak lurus bidang horisontal
dan dialiri arus listrik vertikal ke atas. Titik P terletak pada
bidang horisontal dan berjarak a dari
penghantar (lihat Gambar 7.) Untuk mendapatkan besar induksi magnet di titik P
digunakan Persamaan Biot Savart.
Gambar 7. Kawat penghantar lurus tak berhingga
Ambil elemen d_ pada kawat penghantar
yang berjarak r dari titik P. Sudut yang dibentuk oleh arah arus I dengan garis
penghubung titik P ke elemen dl adalah (1800 - α), sehingga Persamaan Biot Savart dapat
ditulis menjadi
dB =
karena sin (180 - α) = sin α, didapat hubungan
dB =
Gambar 7. Kawat penghantar lurus tak berhingga
Hukum Faraday
Ketika saudara mencabut staker dari
stopkontaknya, kadang-kadang saudara mengamati adanya lecutan kecil. Sebelum
kabelnya diputus, kabel tersebut menyalurkan arus, seperti yang telah kita lihat,
menghasilkan medan magnetik yang mengelilingi arus tersebut. Ketika kabelnya
diputus, arus secara tiba-tiba terhenti dan medan magnetic disekilingnya
hilang. Medan magnetik yang berubah itu menghasilkan ggl yang mencoba
mempertahankan arus semula, yang menyebabkan terjadinya lecutan diantara
steker. Begitu medan magnetinya mencapai nol hingga tidak ada yang berubah lagi,
ggl tadi menjadi nol. Ggl dan arus yang disebabkan oleh medan magnetik yang berubah
disebut
ggl induksi dan
arus
induksi.
Konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh Michael
Faraday, yang melakukan penelitian untuk menentukan faktor yang memengaruhi
besarnya ggl yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi sangat bergantung pada
waktu, yaitu semakin cepat terjadinya perubahan medan magnetik, ggl yang
diinduksi semakin besar.
Gambar 1. Dengan menggunakan rangkaian semcam
ini, Faraday menemukan bahwa ketika arus
dalam kumparan sebelah kiri diubah,
arus diinduksikan ke kumparan sebelah kanan. Arus yang
berubah menimbulkan medan magnet yang
berubah pula, yang menimbulkan arus
Di sisi lain, ggl tidak sebanding dengan laju perubahan medan
magnetik B, tetapi sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik,
, yang
bergerak melintasi loop seluas A, yang secara matematis fluks magnetik tersebut dinyatakan sebagai
berikut:
Gambar Garis medan magnetik yang menembus luas
permukaan A
Dengan
B sama
dengan rapat fluks magnetik, yaitu banyaknya fluks garis gaya magnetik per
satuan luas penampang yang ditembus garis gaya fluks magnetik tegak lurus, dan
adalah sudut antara B
dengan garis yang tegak lurus permukaan kumparan. Jika
permukaan kumparan tegak lurus B,
= 90o dan
= 0, tetapi jika B
sejajar terhadap kumparan,
= 0o, sehingga:
Hal
ini terlihat pada Gambar 6.1, di mana kumparan berupa bujur sangkar bersisi i
seluas A =
, Garis
B dapat digambarkan sedemikian rupa
sehingga jumlah garis per satuan luas sebanding dengan kuat medan. Jadi, fluks
dapat dianggap
sebanding dengan jumlah garis yang melewati kumparan. Besarnya fluks magnetik
dinyatakan dalam satuan weber (Wb) yang setara dengan tesla.
(1Wb = 1 T.
)
Dari
definisi fluks tersebut, dapat dinyatakan bahwa jika fluks yang melalui loop
kawat penghantar dengan N lilitan
berubah sebesar
dalam waktu
t
, maka besarnya ggl induksi adalah:
Yang
dikenal dengan Hukum Induksi Faraday, yang berbunyi: “gaya
gerak listrik (ggl) induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loop
penghantar berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetik yang
dilingkupi oleh loop penghantar tersebut”.
Tanda
negatif pada persamaan (6.3). menunjukkan arah ggl induksi. Apabila perubahan
fluks (
) terjadi dalam waktu
singkat (
0 ),
maka ggl induksi menjadi:
dengan:
å = ggl induksi (volt)
N =
banyaknya lilitan kumparan
Hukum Lenzt
Apabila ggl induksi dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup
dengan hambatan tertentu, maka mengalirlah arus listrik. Arus ini dinamakan
dengan arus induksi. Arus induksi dan ggl induksi hanya ada selama perubahan
fluks magnetik terjadi. Hukum Lenz menjelaskan mengenai arus induksi, yang berarti
bahwa hukum tersebut berlaku hanya kepada rangkaian penghantar yang tertutup.
Hukum ini dinyatakan oleh Heinrich Friedrich Lenz (1804 - 1865), yang
sebenarnya merupakan suatu bentuk hukum kekekalan energi. merupakan suatu
bentuk hukum kekekalan energi. Hukum Lenz menyatakan bahwa: “ggl induksi selalu membangkitkan arus yang medan magnetnya
berlawanan dengan asal perubahan fluks”.
Perubahan fluks akan menginduksi ggl yang menimbulkan arus di
dalam kumparan, dan arus induksi ini membangkitkan medan magnetnya sendiri.
S
|
U
|
U
|
S
|
U
|
S
|
Gambar
6.2 menunjukkan penerapan Hukum Lenz pada penerapan Hukum Lenz pada arah arus
induksi. Pada Gambar 6.2(a) dan 6.2(d), magnet diam sehingga tidak ada
perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan. Pada Gambar6.2(b)
menunjukkan fluks magnetik utama yang menembus kumparan dengan arah ke bawah akan
bertambah pada saat kutub utara magnet didekatkan kumparan. Arah induksi pada Gambar
6.2(c), 6.2(e), dan6.2(f ), juga dapat diketahui dengan menerapkan Hukum Lenzt.
Penyebab
utama timbulnya ggl induksi adalah terjadinya perubahan fluks magnetik yang
dilingkupi oleh suatu loop kawat. Besarnya fluks magnetik telah dinyatakan pada
persamaan (6.1). Dengan demikian, ada tiga faktor penyebab timbulnya ggl pada
suatu kumparan, yaitu:
a.
perubahan luas bidang kumparan (A),
b.
perubahan orientasi sudut kumparan è terhadap
medan,
c.
perubahan induksi magnetik.
Gambar
Perubahan kuasan kumparan karena pergerakan batang penghantar pada konduktor.
·
GGL induksi perubahan
luasan kumparan dalam medan
Gambar 6.3 memperlihatkan induksi ggl elektromagnetik. Kita
asumsikan medan B tegak lurus terhadap permukaan yang dibatasi sebuah konduktor
berbentuk U. Sebuah konduktor lain yang dapat bergerak dengan kecepatan v dipasang pada konduktor U.
Dalam waktu
konduktor
yang bergerak tersebut menempuh jarak:
Sehingga, luas bidang kumparan bertambah sebesar:
Berdasarkan Hukum Faraday, akan timbul ggl induksi yang besarnya
dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
Dengan
substitusi persamaan (6.6), maka akan diperoleh:
Persamaan
(6.9) hanya berlaku pada keadaan B,
l, dan v saling
tegak lurus.
Gambar 6.3 memperlihatkan induksi ggl elektromagnetik.
Kita asumsikan medan B tegak lurus terhadap
permukaan yang dibatasi sebuah konduktor berbentuk
U. Sebuah konduktor lain yang dapat bergerak dengan
kecepatan v dipasang pada konduktor U. Dalam waktu
Ät konduktor yang bergerak
tersebut menempuh jarak:
Sehingga,
luas bidang kumparan bertambah sebesar:
Dalam materi medan magnet telah saudara
kenal bahwa adanya gejala tumbuhnya medan magnet
karena arus listrik yang dialirkan
dalam sebuah penghantar. Ternyata bahwa peristiwa ini dapat pula
berlangsung sebaliknya. Adanya sebuah penghantar
didalam medan magnet dapat menimbulkan
sumber arus atau gaya gerak listrik
(GGL) induksi
Gambar 2. Timbulnya GGL induksi pada kumparan
karena batang magnet yang digerakan. a).
medan magnet digerakan mendekati
kumparan, b). medan magnet diam, c). medan magnet
digerakkan menjauhi kumparan
Fluks Magnetik
Michael Faraday pada bulan Nopember
1831, mengatakan dalam karangannya yang berjudul “on the
induction of electric currents” bahwa
apabila arus listrik disertai medan magnet, maka akan ganjil
bila sebuah konduktor atau penghantar
yang dimasukkan dalam medan magnet tidak dilalui arus
listrik. Faraday mengambil kesimpulan
bahwa gaya gerak lisrik dapat ditimbulkan oleh adanya
perubahan fluks magnit tiap detik.
Pernyataan matematisnya adalah:
E = -
dengan E = GGL Induksi
φ = B.A = (rapat fluks magnetik)( luasan
bidang) = fluks magnetik
- = tanda negative ini diberikan untuk
menunjukkan arah E yang selalu melawan penyebabnya.
Sehingga Hukum Faraday berubah menjadi:
Hukum Ampere
Untuk mencari medan magnet yang
disebabkan oleh distribusi arus yang sangat simetris, kita disarankan untuk
menggunakan hukum Ampere.
Hukum Ampere mirip dengan
hukum gauss pada medan
listrik, hanya saja sekarang kita tidak menggunakan integral permukaan
tertutup, melainkan kita gunakan integral garis tertutup.
Hukum Ampere dirumuskan bukan
dalam Hukum
Ampere fluks magnetik,
tetapi dalam integral garis dari B yang
mengelilingi sebuah lintasan tertutup,
dinyatakan oleh
Lingkaran
pada integral menunjukan bahwa integral ini selalu dihitung untuk sebuah
lintasan tertutup, yakni lintasan yang titik permulaan dan titik ujungnya
adalah sama.
Untuk
memperkenalkan dasar pemikiran hukum Ampere, kita akan memulainya
dari Persamaan medan magnet di sekitar konduktor lurus:
B
=
Kita
ketahui bahwa arah medan magnet pada kasus ini adalah melingkar mengelilingi
konduktor. Pada Gambar 1.a kita lihat arah B sejajar
dengan dl, sehingga persamaan
Persamaan
ini merupakan “embrio Hukum Ampere”. Dalam hal ini kita
melakukan
integrasi pada arah B dan dl yang sejajar, dan kita
hasilkan bertanda positif, artinya arus yang mengalir adalah positif.
Sedangkan
pada Gambar 1.b, arah integrasi berlawanan, yaitu B berlawanan
arah dengan dl, sehingga B.dl = -B dl, dan
hasil integrasinya adalah -
yang
menunjukan arus berarah negatif. Jadi Integral garis
d
sama dengan
dikalikan
dengan arus (I) yang melewati luas yang dibatasi oleh lintasan integrasi itu,
dengan tanda positif atau tanda negatif yang bergantung pada arah arus relatif
terhadap arah integrasi.
Setelah
itu coba anda analisis untuk dua kasus pada Gambar 2.a dan Gambar 2.b
berikut!
Gambar 2.a Gambar
2.b
Berdasarkan
pengalaman tersebut, maka kita dapat menyimpulkan persamaan umum Hukum Ampere adalah
sebagai berikut :
Jadi
hasil integral tertutup pada kasus ini adalah
dikalikan
jumlah aljabar
arus yang dilingkupi oleh lintasan garis tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar