Minggu, 06 Mei 2012

Peta Konsep dalam Pembelajaran


                               Peta Konsep dalam Pembelajaran

a.    Peta Konsep (Concept Map)
Peta konsep adalah merupakan diagram yang menunjukan hubungan antara konsep-konsep yang mewakili pembelajaran. Peta konsep juga diartikan tampilan dari sebuah gambar atau bagan tentang konsep-konsep materi yang tersusun sesuai dengan tabiat ilmu pengetahuan itu sendiri tanpa mengindahkan urutan atau skuensi topik bahasan yang diinginkan.

Peta konsep  menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalambentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Peta konsep yang kita buat terdiri dari satu katayang dapat dihubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk proposisi.

Peta konsep yang dikembangkan oleh seseorang akan tidak sama dengan peta konsep yangdikembangkan oleh orang lain, sebab dalam fikiran seseorang akan banyak konsep-konsep, dan konsepkonsepitu yang akan kita tuangkan secara individu. Skemata adalah bagian dari struktur kognisi seseorang.

b.    Bentuk Konsep

Konsep dibedakan dalam dua jenis dari segi tingkat keabstrakannya, yaitu
•    Konsep kongkrit
Konsep-konsep kongkrit misalnya duku, durian, mangga, rambutan.

•    Konsep yang didefinisikan
Konsep yang didefinisikan dibangun dari konsep konkrit sebagai referennya, misalnya buah, ukuran, kemerdekaan, dan kemakmuran.

.
Waktu membicarakan strategi pembelajaran dikatakan bahwa untuk mengajarkan konsep kongkrit strategi penemuan akan lebih baik, sementara konsep yang didefinisikan sebaliknya, pendekatan ekspositori akan lebih efektif.


Dalam mempelajari konsep, yang didefinisikan melalui proses konseptual akan lebih tinggi tingkat keabstrakannya, maka belajar kelompok akan lebih baik.

c.    Jenis-jenis Peta Konsep

              Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat macam, yaitu:

1) Pohon Jaringan (network tree)
         Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan
hubungannya pada garis – garis itu ( Nur dalam Erman 2003 : 25 )
       
        Pohon jaringan cocok di gunakan untuk menvisualisasikan hal – hal :
•    Menunjukkan informasi sebab-akibat
•    Suatu hierarki
•    Prosedur yang bercabang

   Istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.

2). Rantai Kejadian ( Events chain )
Nur dalam Erman (2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian
dapat digunakan untuk memerikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen.
Rantai kejadian di gunakan untuk menvisualisasikan hal – hal :
•    Memberikan tahap-tahap suatu proses
•    Langkah-langkah dalam suatu prosedur
•    Suatu urutan kejadian peta konsep



3). Peta Konsep Siklus ( Cycle Concept map )
             Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.

4). Peta Konsep Laba-laba ( Spider Concept Map )
            Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama.
 Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
    a) Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
    b) Kategori yang tidak paralel
    c) Hasil curah pendapat

d.    Ciri-ciri Peta Konsep
   
Ciri-ciri dari peta konsep :

•    Peta konsep adalah bentuk dari konsep-konsep atau proposisi-proposisi suatu bidang studi agarlebih jelas dan bermakna, misalnya dalam bidang Studi Biologi, Fisika, Pendidikan Agama Islam,dan lain sebagainya.

•    Peta konsep merupakan suatu gambar yang berbentuk dua dimensi dari suatu bidang studi, ataubagian dari bidang studi yang memperlihatkan tata hubungan antar konsep-konsep. Disampingitu juga memperlihatkan bentuk belajar kebermaknaan dibanding dari cara belajar bentuk lainyang tidak memperlihatkan hubungan-hubungan antar konsep. Peta konsep memperlihathubungan konsep antara satu dengan lainnya.

•    Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan lainnya, ia dapat berbentukaliran, air, cabang pohon, urutan-urutan kronologis, dan lain sebagainya.

Peta konsep berbentuk herarkis, manakala suatu konsep di bawahnya terdapat beberapa konsep,maka konsep itu akan lebih terurai secara jelas sehingga apapun yang berkaitan dengan konsep tersebut akan timbul, seperti: fungsi, bentuk, contoh, tempat dan sebagainya.

Dahar (1989) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai  berikut :

1.    Penyajian peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-      proposisi dalam suatu topik pada bidang studi.
2.    Peta konsep merupakan gambar yang menunjukkan hubungan konsep-konsep dari suatu  topik pada bidang studi.
3.     Bila dua konsep atau lebih digambarkan dibawah suatu konsep lainnya, maka terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep itu.

e.    Pengertian Peta Konsep Menurut Para Ahli

     Carrol dalam Kardi (1997: 2) bahwa konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain.

     Novak dalam Dahar (1988: 150) menyatakan pemetaan konsep merupakan suatu alternatif selain outlining, dan dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajari hal-hal yang lebih kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.

     Menurut George Posner dan Alan Rudnitsky dalam Nur (2001b: 36) menyatakan bahwa peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antar tempat. Peta konsep bukan hanya meggambarkan konsep-konsep yang penting melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integratif.

     Menurut Ausubel dalam Sutowijoyo (2002: 26) peta konsep adalah diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami. Sedang penyesuaian integratif adalah suatu prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar bermakna lebih mudah berlangsung, jika konsep-konsep baru dikaitkan dengan konsep yang inklusif.

     Dari konsep inti dibuat cabang-cabang, kemudian menuliskan kata atau istilah, kelompok kata yang memiliki arti, yaitu yang mempunyai hubungan dengan konsep inti, sehingga akhirnya membentuk satu peta hubungan integral dan saling terkait antara konsep atas – bawah –samping ( Nakhleh, 1994).

     Menurut Pandley, dkk., (1994) Media peta konsep merupakan media pendidikan yang bertujuan untuk membangun pengetahuan siswadalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah.

     Menurut Hudojo (1990:4) mempelajari konsep B yang mendasarkan kepada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti, mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu.


     Menurut Soejadi (dalam Basuki 2000) yang mendefinisikan konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
     Menurut Gagne (dalam Ruseffendi, 1988) pengertian konsep dalam matematika sebagai ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan obyek-obyek kedalam contoh dan bukan contoh.
     Sementara itu Hudojo, et al (1988) menyatakan bahwa konsep sebagai suatu ide/gagasan yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan eksemplar yang cocok.
     Media peta konsep merupakan media pendidikan yang bertujuan untuk membangun pengetahuan siswadalam belajar secara sistematis, yaitu sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah (Pandley, dkk., 1994).
     Menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsip diferensial progresif dan prinsip penyesuaian integratif.
f.    Manfaat Peta Konsep dalam Pembelajaran
•    Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep mempunyai banyak manfaat diantaranya menurut Ausubel (dalam Hudojo, et al 2002) menyatakan dengan jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena pengetahuan/informasi “baru” dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap siswa.
•    Sedangkan menurut Williams (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa peta konsep dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman konseptual seseorang.
Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan daya serap siswa berdasarkan menyampaikan jenjang materi yang terstruktur dapat membuat siswa akan lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajarinya. Pernyataan ini sesuai dengan yang dikemukakan Skemp (dalam Wahyudi 2001) dimana Skemp mengajukan gagasannya tentang tingkatan-tingkatan pemahaman atau daya serap (the levels of understanding) siswa pada pembelajaran matematika.
Skemp membedakan tingkatan pemahaman siswa terhadap matematika menjadi dua yaitu  :
a)    Pemahaman Instruksional ( Instructional understanding )
Pada tingkatan ini dapat dikatakan bahwa siswa baru berada di tahap tahu atau hafal suatu rumus dan dapat menggunakannya untuk menyelesaikan suatu soal, tetapi dia belum atau tidak tahu mengapa rumus tersebut dapat digunakan. Siswa pada tahapan ini juga belum atau tidak bisa menerapkan rumus tersebut pada keadaan baru yang berkaitan.
b)    Pemahaman Relasional ( Relational Understanding )
Pada tahapan tingkatan ini, menurut Skemp, siswa tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang suatu rumus, tetapi dia juga tahu bagaimana dan mengapa rumus itu dapat digunakan. Lebih lanjut, dia dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terkait pada situasi lain.
Sebagai contoh adalah pada penguasaan konsep luasan segi tiga siku-siku dan luasan empat persegi panjang. Siswa yang berada pada tingkatan pemahaman instruksional baru hafal rumus-rumus luasan kedua bangun tersebut, dan belum atau tidak tahu hubungan kedua rumus luasan. Sebaliknya, siswa yang sudah berada pada tingkatan pemahaman relasional akan dapat menurunkan sendiri luasan empat persegi panjang dari rumus luasan segitiga siku-siku, karena dia dapat melihat hubungan bahwa bangun empat persegi panjang dapat dibentuk oleh dua buah bangun segitiga siku-siku yang sama.
Pada situasi-situasi yang lebih pelik, misalnya mencari luasan bentuk bangun baru yang tersusun oleh kombinasi bangun segitiga siku-siku dan empat persegi panjang, siswa pada tahapan pemahaman relasional tidak akan mengalami hambatan yang berarti. Sebaliknya, karena hanya hafal saja, siswa pada tingkatan pemahaman instruksional akan mengalami kendala dalam menyelesaikan soal-soal yang lebih pelik tadi.

g.    Langkah – Langkah Menyusun Peta Konsep
Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Untuk membuat peta konsep, siswa dilatih untukmengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun tersebut dalam suatu pola logis.
Arends (dalam Trianto 2009: 160), memberikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut:
Langkah 1
Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang yang melingkupi sejumlah konsep.
Langkah 2
Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
Langkah 3
Tempatkan ide-ide utama di tengah atau atau di puncak peta tersebut.
Langkah 4
Kelompokkan ide-ide sekunder disekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Berdasarkan ide di atas, dapat dikemukakan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut:
1) Memilih suatu bahan bacaan,
2) Menentukan konsep-konsep yang relevan,
3) Mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif,
4) Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep yang inklusif diletakkan dibagian atas atau puncak peta
Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep.
   Langkah 1: mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
    Langkah 2: mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
    Langkah 3: menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut
    Langkah 4: mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut :
    Memilih suatu bahan bacaan.
    Menentukan konsep – konsep yang relavan .
    Mengelompokkkan  ( mengurutkan ) konsep – konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif.
    Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.
Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.




Contoh Peta Konsep pada Gerak Lurus Beraturan
 
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241982-langkah-langkah-membuat-peta-konsep/#ixzz1s1sfp4fU (  di akses pada Tanggal 12 April 2012 )

http://my-diaryzone.blogspot.com/2010/11/jenis-alat-ukur-dan-tingkat.html  
(diakses pada Tanggal 12 April 2012 )

http://pkab.wordpress.com/2008/04/23/mempermudah-konsep-sulit-dalam-pembelajaran/ ( di akses pada Tanggal 12 April 2012 )
http://srimunarsih.wordpress.com/ ( di akses pada Tanggal 12 April 2012 )

http://en.wikipedia.org/wiki/Concept_map ( di akses pada Tanggal 15April 2012 )

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241982-langkah-langkah-membuat-peta-konsep/#ixzz1s4ZVquQi ( di akses pada Tanggal 15 April 2012 )

http://pkab.wordpress.com/2008/04/23/penerapan-peta-konsep-segitiga-pada-siswa-sma/

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/peta-konsep-untuk-mempermudah-konsep.html
( di akses pada Tanggal 15 April 2012 )



0 komentar:

Posting Komentar